JAKARTA (IndoTelko) - Seiring dengan semakin terhubungnya dunia digital dan industri, data telah menjadi aset penting dan berharga yang menjadi dasar bagi proses operasional dan perencanaan strategis dalam berbagai sektor infrastruktur vital seperti keuangan, kesehatan, energi, dan transportasi.
Dalam industri, data digunakan untuk mendukung proses distribusi, pengelolaan sumber daya yang efisien, hingga mengoptimalkan logistik dan keamanan. Fungsi yang lancar dari infrastruktur ini sangat bergantung pada manajemen dan perlindungan data yang baik. Setiap kendala dalam keamanan data dapat menyebabkan gangguan, kerugian finansial, dan bahkan ancaman terhadap keselamatan publik. Hal ini menegaskan pentingnya peran data dalam menjaga stabilitas dan ketahanan infrastruktur vital.
Menyadari urgensi akan tantangan tersebut, PT ITSEC Asia Tbk sebagai perusahaan penyedia jasa keamanan informasi terbesar di Asia Pasifik menyelenggarakan ITSEC Cybersecurity Summit 2024 kemarin (21/8). Acara ini mempertemukan para ahli keamanan siber, pejabat pemerintah, dan pemangku kepentingan di dalam industri. Dengan tema “Defending The New Gold, Data Security Protection for Critical Infrastructure”, acara ini akan menjadi platform strategis untuk membahas tren terbaru dan ancaman yang sedang berkembang dalam lanskap keamanan siber, dengan fokus khusus pada perlindungan data di berbagai sektor penting seperti keuangan, pemerintahan, telekomunikasi, kesehatan, energi, dan transportasi. Melalui kolaborasi dan berbagi pengetahuan, acara ini bertujuan untuk membekali peserta dengan alat serta strategi yang diperlukan untuk secara efektif melawan ancaman yang terus berkembang.
Dikatakan Presiden Direktur PT ITSEC Asia, Joseph Edi Hut Lumban Gaol, bagaimana data telah berubah menjadi aset yang tidak ternilai di tengah meningkatnya kebutuhan akan teknologi digital. “Dalam lanskap digital yang terus berkembang pesat, data telah menjadi salah satu aset paling berharga di zaman kita. Pengelolaan data yang tidak bijak dapat menyebabkan konsekuensi finansial yang besar, seolah-olah seperti kita kehilangan uang tunai. Pelanggaran data akibat kebocoran dan peretasan dapat mengakibatkan denda finansial yang besar, kehilangan pendapatan, dan biaya pemulihan yang tinggi. Selain itu, data yang tidak dikelola dengan baik dapat menghambat proses operasional perusahaan, produktivitas, dan mengganggu rantai pasokan yang kritis. Efek domino ini bisa mengakibatkan kerugian yang jauh melampaui nilai moneter data itu sendiri,” jelasnya.
Sementara, Wakil Ketua MPR RI, Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad menyampaikan, perkembangan teknologi yang pesat saat ini diikuti dengan meningkatnya kecanggihan serangan siber yang berasal dari seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia yang turut menjadi sasaran dari ancaman tersebut. "Melihat kondisi tersebut, kita mendukung adanya berbagai upaya kolaboratif antara pemerintah, para ahli cybersecurity dan pemangku kepentingan lainnya untuk merumuskan solusi efektif terkait tantangan keamanan siber, dan juga mendorong berbagai kebijakan-kebijakan untuk memperkuat keamanan siber di Indonesia,” ujarnya.
Sedangkan, Staf Ahli Ideologi dan Konstitusi Kemenko Polhukam RI, Irjen. Pol. Dr. H. Andry Wibowo, S.I.K., M.H., M.Si mengungkapkan, pemerintah akan terus melakukan berbagai upaya dalam mendukung terciptanya keamanan digital yang baik dalam badan infrastruktur informasi vital di Indonesia. "Pemerintah berkomitmen untuk menyediakan sumber daya dan dukungan regulasi yang diperlukan untuk memfasilitasi adopsi secara luas dari langkah-langkah keamanan siber yang kuat, serta kolaborasi berkelanjutan dan berbagi informasi untuk memperkuat postur keamanan siber di Indonesia, Disusunnya Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi atau yang lebih dikenal dengan UU PDP adalah merupakan langkah kongkrit pemerintah dalam melindungi asset dan data pribadi terhadap ancaman kejahatan siber yang semakin marak terjadi” katanya.
Di kesempatan yang sama, Presiden Komisaris PT ITSEC Asia Tbk, Patrick Dannacher menjelaskan, lanskap keamanan siber di Indonesia saat ini semakin kompleks dan menantang, seiring dengan meningkatnya ancaman siber yang didorong oleh transformasi digital yang pesat di berbagai sektor. Seluruh pihak harus dapat bekerjasama secara konkret dan bergandengan tangan untuk saling membantu, baik Pemerintah Indonesia, ITSEC Asia sebagai pelaku usaha, dan pemangku kepentingan lainnya di dalam Industri, untuk menjaga keamanan ekosistem digital dalam infrastruktur vital di Indonesia.
"Selain itu, upaya tersebut juga perlu diimbangi dengan kompetensi sumber daya manusia yang mendukung. Melalui acara Cybersecurity Summit 2024, ITSEC Asia berupaya memberikan kesadaran, pelayanan dan bantuan untuk membangun ekosistem digital yang aman di kemudian hari,” katanya.
Terkait kompetensi yang perlu dimiliki oleh sumber daya manusia di bidang cybersecurity dalam menciptakan ekosistem digital yang aman, ITSEC Cybersecurity Summit 2024 juga turut mengadakan sesi training dan workshop bertajuk “Data Protection Officer Training” untuk mengembangkan keterampilan penting bagi para profesional berpengalaman untuk menerapkan kebijakan perlindungan data dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi. Selain itu, “Leveraging Threat Intelligence for Data Leak Detection Training” yang memberikan wawasan mendalam tentang prinsip dasar dan penggunaan intelijen ancaman, teknik deteksi kebocoran yang efektif, dan studi kasus dari pelanggaran data yang asli.
ITSEC Cybersecurity Summit 2024 hadir sebagai bukti komitmen PT ITSEC Asia Tbk dalam mewujudkan ekosistem keamanan siber yang tangguh, serta solidaritas kolektif komunitas keamanan siber di Indonesia untuk melindungi infrastruktur vital nasional. Dengan mempertemukan para ahli terbaik di bidangnya, forum ini bertujuan untuk mendorong kemajuan yang berarti dalam upaya melawan ancaman siber dan memastikan bahwa data, sebuah ‘emas baru’ dalam era digital, dapat terlindungi di tengah integrasi digital dan industri yang semakin meningkat.
Joseph Edi berharap, Cybersecurity Summit ini dapat membawa manfaat nyata bagi sektor keamanan siber dan industri di Indonesia. “Saat summit ini berakhir, diharapkan bahwa diskusi, kemitraan, dan pengetahuan yang kita peroleh akan membuka jalan bagi strategi perlindungan data yang lebih kuat dan tangguh di seluruh sektor. Dengan adanya kolaborasi yang konkret antara para pemangku kepentingan di bidang keamanan siber, pemerintah, dan industri, kita dapat membangun lingkungan digital yang aman untuk melindungi integritas data dan mendorong pertumbuhan ekonomi di masa depan. Bersama-sama, kita dapat menciptakan fondasi yang kokoh untuk perekonomian nasional di era digital yang kuat dan aman,” ujarnya. (mas)